Tradisi di Jepang
Tahun Baru 1 – 3 Januari
Hari Gantang tanggal 1 Januari biasanya dilewatkan bersama keluarga, dan berziarah ke vihara atau kuil untuk mendoakan kesehatan dan keberuntungan keluarga. Terutama kuil Meiji Jinggu di Tokyo dan kuil Shinshoji di Naritasan, banyak dikunjungi pengunjung yang datang untuk berdoa bersama setelah lewat tengah malam.
Mimpi yang didapatkan pada tanggal 1 Januari malam disebut sebagai Hatsuyume. Ada orang-orang yang meramalkan keberuntungan dan kemalangannya selama setahun itu berdasarkan mimpi di hari pertama ini. Menentukan tujuan hidup di tahun ini, dapat melewatkan setahun ini dengan selamat, atau memutuskan untuk melewatkan kehidupan sehari-hari di jalan yang benar, semuanya bisa dimungkinkan karena adanya perasaan baru.
Kegiataan lain adalah membaca kartu Tahun Baru yang dikirimkan oleh handai taulan, dan saling berkirim kabar tentang kabar terakhir. Ucapan salam selamat Tahun Baru adalah Shinnen Akemashite Omedetou Gozaimasu.
Omochi (kue ketan) termasuk makanan tahun baru. Omochi ini dimakan sebagai pengganti nasi. Sebagai masakan tradisi tahun baru adalah Osechi Ryouri. Bahan –bahan yang dipakai untuk Osechi Ryouri adalah bahan yang dipercayai mengandung arti untuk upacara selamatan atau menolak bala, misalnya untuk doa kemakmuran keluarga dipakai Kazunoko.
Osechi Ryouri dimasak sebelum tahun baru, dan dinikmati pada hari tahun baru, sambil meminum Otosu (minuman keras osake).
Di Jepang tahun baru boleh dikatakan saat untuk bersantai. Ada yang mengatakan bahwa ini merupakan saat dimana udara Tokyo menjadi paling bersih karena hampir semua perusahaan meliburkan karyawannya.
Nanakusa 7 Januari
Setelah Tahun Baru lewat dan saatnya kembali ke kehidupan rutin, tibanya saat Nanakusa. Makan bubur yang dicampur dengan 7 macam rumput, agar bisa melewati musim dingin ini dengan selamat. Ini merupakan makanan sederhana yang cocok untuk perut yang telah dipenuhi dengan berbagai makanan Tahun Baru.
Seijin No Hi 8 Januari
Di Jepang, usia 20 tahun dinyatakan dewasa secara resmi. Kaum muda yang akan berusia 20 tahun akan diijinkan untuk minum alkohol dan merokok atas tanggung jawab sendiri. Dengan diakuinya menjadi dewasa, maka secara hukum juga tanggung jawabnya akan disamakan sebagai orang dewasa. Kaum muda yang berusia 20 tahun akan menghadiri upacara yang diselenggarakan di setiap daerah. Para gadis akan mengenakan Kimono berlengan panjang untuk merayakan hari ini dan berpotret di studio foto.
Hina Matsuri (Festival Boneka Hina) 3 Maret
Perayaan atau festival untuk anak perempuan. Di rumah-rumah dipajang boneka Hina di tempat pajangan yang bertingkat-tingkat. Perayaannya dilakukan di rumah dengan memakan Sakuramochi (kue ketan halus berisi kacang merah halus yang dibungkus dengan daun sakura), Hishimochi (kue ketan berbentuk jajaran genjang), dan minum Shirozake yang terbuat dari ragi beras dan sake.
Satu set boneka Hina terdiri dari raja dan permaisuri yang memakai pakaian kerajaan zaman dahulu, 3 orang dayang-dayang, dan 5 orang pemain musik. Karena saatnya bersamaan dengan saat mekarnya bunga Momo dan Nano Hana, maka bunga-bunga itu sering kali dipakai untuk hiasan di rak boneka hina.
Shinbun no Hi (Hari Perbatasan Musim Semi) 21 Maret
Hari ini panjang siang dan malam hampir sama lamanya. Dalam agama Budha pun, hari ini merupakan hari pertengahan Higan, yaitu hari untuk berziarah ke makam leluhur. Berbagai persembahan seperti, bunga, air, makanan dan lain-lain. Dipersembahkan ke kuburan. Setiap rumah membuat Ohagi (kue ketan berisi kacang merah halus) untuk dimakan pada hari ini.
Sotsugyou Shiki (Upacara Lulus Sekolah) 20 Maret
Dari SD sampai Universitas menyelenggarakan upacara lulus sekolah pada sekitar waktu ini. Ada pula universitas yang menyelenggarakan pesta berterima kasih kepada senior dan guru-gurunya. Setelah upacara lulus sekolah selesai. Inilah musim di mana banyak terlihat gadis-gadis berpakaian Kimono warna warni di jalanan. Sekolah – sekolah liburan musim semi sampai tahun ajaran baru dimulai.
Musim Hanami (Menikmati Pemandangan Bunga Mekar) Akhir Maret sampai Awal April
Di musim semi, ini merupakan perayaan yang paling meriah di mana orang-orang bepergian untuk melihat bunga-bunga, terutama Sakura yang sedang mekar, lalu makan minum sambil menikmatinya. Sejak zaman dahulu, Hanami merupakan tema yang penting dalam sastra, tarian kesenian Jepang. Radio dan televisi secara teratur menyiarkan prakiraan mekarnya bunga Sakura di masing-masing tempat. Tempat yang terkenal dengan keindahan bunga sakuranya adalah Yoshinoyama di Provinsi Nara dan Ueno di Tokyo, tetapi di sekeliling tembok benteng istana, bahkan di taman-taman tiap daerah juga banyak yang ditanami pohon Sakura besar, sehingga kita bisa menikmati keindahan bunga Sakura ini di setiap daerah.
Bunga Sakura ini akan mulai berguguran setelah mekar dalam waktu sekitar 2 minggu, sehingga orang Jepang dengan kasih sayang ,menganggapnya sebagai “suatu jiwa keindahan singkat sang bunga”. Setelah bunga Sakura berguguran, mulailah keluar daunnya, inilah keunikan bunga Sakura.
Hari Undang-Undang Dasar (Hari Libur Nasional ) 3 Mei
Dirayakan untuk memperingati dimulainya pemakaian UUD Jepang tahun 1947
Hari Anak-Anak (Hari Libur Nasional) 5 Mei
Ditetapkan untuk merayakan kebahagiaan dan kesehatan anak-anak. Zaman dahulu hari ini disebut sebagai Tango No Sekku. Boneka-boneka yang melambangkan kepahlawanan dipajang dan bendera ikan Koi pun dikibarkan. Ikan Koi diambil sebagai lambang anak laki-laki karena keberanian dan kekuatannya untuk melompat ke atas air terjun. Ribuan bendera ikan Koi yang dikibarkan di sungai Sagami di Provinsi Kanagawa, merupakan pusat kekaguman orang-orang.
Golden Week
Dimulai dari tanggal 29 April, yaitu hari kehijauan, sampai tanggal 7 Mei, oleh karena banyaknya libur, maka ada perusahaan yang meliburkan kegiatannya secara berurutan. Dalam setahun saat ini merupakan minggu yang paling banyak hari besarnya, maka disebut Golden Week. Banyak pula orang-orang yang berpergian ke luar negeri pada saat ini.
Tsuyu Iri (Memasuki Musim Hujan) Pertengahan Juni
Pada bulan Mei , musim hujan mulai memasuki daerah Okinawa, yang kemudian dari barat, musim hujan pun tiba, sedikit demi sedikit. Musim hujan ini terus berlanjut sampai Juli, dengan kelembaban yang tinggi, menyebabkan makanan menjadi cepat basi dan dinding kamar berjamur. Untuk itu, kita harus menaruh perhatian terutama pada pertukaran udara, proses memasak makanan, dan penyimpanannya. Ketika udara cerah, sebainya peralatan tidur dijemur untuk menghindari kelembaban. Ini merupakan musim di mana kita harus lebih hat-hati dalam menjaga kesehatan.
Chichi no Hi (Hari Ayah) 17 Juni
Apabila di bulan Mei ada hari Ibu, maka di bulan Juni hari minggu ke-3 adalah Hari Ayah. Hari yang seharusnya dirayakan untuk mengungkapkan perasaan syukur kepada ayah karena segala jasanya dalam kehidupan sehari-hari. Namun terasa agak aneh ketika hanya pada hari ini saja sang ayah diperhatikan oleh anak-anaknya, sementara perasaanya memudar dalam kehidupan sehari-hari.
Membuka Tirai Laut dan Gunung 1 Juli
Ijin berenang ke laut di musim panas sudah di buka, sekitar tanggal 20 Juli, bersamaan dengan berakhirnya musim hujan, orang-orangpun bepergian ke laut untuk berenang. Mulai sekitar tanggal 20 Juli, SD, SMP, dan SMU memasuki liburan musim panas. Pendakian ke gunung Fuji juga dibuka, menandakan tibanya musim mendaki gunung di musim panas.
Gunung Fuji, dimana setiap orang bermimpi untuk mendaki gunung Fuji paling tidak hanya sekali dalam seumur hidup, gunung Fuji merupakan gunung tertinggi di Jepang (3776 meter). Gunung Fuji terkenal di dunia sebagai simbol Negara Jepang. Musim mendaki gunung Fuji yaitu mulai tanggal 1 Juli sampai 31 Agustus, setiap harinya puluhan ribu orang ramai mendaki gunung Fuji.
Festival Tanabata 7 Juli
Festival ini merupakan kebiasaan yang berasal dari legenda Tiongkok, dimana bintang pengembala dan bintang penenun akan bertemu sekali setahun di Amanogawa (gugusan Bima Sakti). Anak-anak menggantungkan kertas warna warni bertulisan permohonannya di atas ranting pohon bambu.
Dahulu di Jepang, orang-orang berpakaian Yukata setelah selesai mandi. Tetapi bersamaan dengan perubahan perilaku kehidupan masyarakat, semakin jarang terlihat orang-orang yang berpakaian Yukata di musim panas. Walaupun akhir-akhir ini, di kalangan muda mudi Yukata mulai digemari lagi sebagai sebuah trend fashion.
Obon 13-15 Juli
Obon adalah sebuah upacara agama Budha yang bertujuan untuk bersembahyang kepada arwah leluhur, biasanya dilakukan pada bulan Juli.
Di daerah tertentu, ada juga yang menyelenggarakan pada bulan Agustus. Di depan altar dibuat sebuah meja persembahan , lalu mengundang pendeta untuk bersembahyang di rumah. Untuk persiapan menyambut arwah leluhur ini, kuburan dibersihkan sebagai pembuka jalan bagi arwah para leluhur ke rumah.
Sebagai kendaraannya, dibuat boneka berbentuk sapi atau kuda yang terbuat dari jerami, kadang-kadang sapi dan kuda ini dibuat dari sayuran seperti terong atau timun.
Pada tanggal 13 Juli api unggun dinyalakan di pintu gerbang sebagai penyambutan, dan pada tanggal 16 Juli api kembali dinyalakan sebagai pengantaran. Api ini dimaksudkan sebagai penerang jalan bagi arwah leluhur dari kuburan sampai ke rumah dan sebaliknya. Obon dan tahun baru merupakan peristiwa yang paling penting di antara berbagai upacara tahunan di Jepang.
Musim Ochugen (Hadiah Musim Panas)
Sebelum Obon ada kebiasaan mengirim hadiah kepada orang-orang yang telah membantu kita sebagi ucapan syukur dan terima kasih atas bantuannya. Misalnya kepada guru yang telah mengajar anak-anak, atasan di kantor, orang tua dan lain-lain. Hadiah seperti ini juga dikirim pada musim dingin. Hadiah-hadiah yang popular adalah yang seharga sekitar 4.000 yen, misalnya makanan yang sedang musimnya.
Hari Samudra 20 Juli
Sebuah hari untuk mensyukuri karunia hasil laut dan mendoakan kemakmuran Jepang yang merupakan negeri maritim.
Maraknya Penjualan di Akhir Tahun
Inilah masa-masa puncak penjualan dalam setahun. Para karyawan mendapatkan bonus musim dinginnya. Dengan adanya sumber dana itu, ada pula orang yang membeli benda-benda baru seperti mobil, computer dll. Dengan target orang-orang ini toko-toko mengetengahkan tulisan SALE-nya berusaha untuk mendapatkan pembeli. Juga inilah masanya kita mengirimkan hadiah musim dingin Oseibo yang disertai perasaan syukur dan terima kasih kepada para handai taulan yang telah membantu kita. Rata-rata hadiah Oseibo favorit adalah seharga 5000 Yen.
Touji (Batas Musim Dingin di Kalender) 21 Desember
Ini merupakan har siangnya terpendek dan malamnya terpanjang dalam setahun. Di Tokyo, matahari akan terbit pada pukul 6.47 dan tenggelam pada pukul 16.32. Ada kepercayaan bahwa seandainya kita mandi berendam di air panas yang berisi jeruk Yuzu dan makan labu kuning, maka kita akan menjadi sehat tanpa terkena masuk angin. Hari Touji ini merupakan pembatas di mana setelah itu siang hari sedikit demi sedikit akan menjadi panjang.
Hari Natal 25 Desember
Di Jepang perayaan Natal tidak hanya sebagai suatu perayaan agama Kristen saja, melainkan juga di rayakan oleh orang-orang yang tidak beragama Kristen sebagai suatu event. Bagi anak-anak, ini merupakan hari untuk mendapatkan hadiah dari Santa Klaus. Sementara bagi kaum muda, hari ini merupakan hari bergembira ria dengan menyelenggarakan pesta Natal.
Nenmatsu dan Toshikoshi (Akhir Tahun dan Melintasi Tahun Baru)
Tahun Baru dirayakan mulai dari tanggal 1 Januari sampai tanggal 3 Januari. Semua kantor pemerintahan dan hampir semua perusahaan libur pada saat ini. Ada pula perusahaan yang libur sejak tanggal 29 Desember. Persiapan untuk menyambut tahun baru ini di mulai dengan pembersihan besar-besaran. Di dalam rumah semua dibersihkan, di pintu depan ditaruh hiasan tahun baru Shimenawa untuk mencegah masuknya sang bala.
Selain itu untuk menyambut datangnya sang dewa yang membawa rezeki, dipajang pula Kadomatsu (hiasan yang terdiri dari 3 potong bambu). Persembahan seperti Kagami Mochi (kue ketan yang berbentuk bundar), sake,bunga dll dipersembahkan di meja altar.
Di malam sebelum tahun baru yang disebut Omisoka, banyak orang yang mengunjungi kuil. Dengan penuh perhatian mereka mendengarkan bunyi lonceng Jyoya No Kane, yang konon adalah untuk menghalau 108 nafsu duniawi yang ada pada diri manusia.
Di malam Omisoka ini, ada pula tradisi makan mi Toshikoshi Soba, untuk memohon agar sekeluarga mendapatkan kebahagiaan yang berlanjut dan panjang seperti Soba. Sementara itu banyak pula orang-orang yang merayakan tahun barunya di luar rumah dengan ikut tour main ski atau keluar negeri menggunakan liburan akhir tahun awal tahunnya.
Sumber: http://indojapanese.com