Alessandro Costacurta membahas laga amal AC Milan Glorie, kesan tentang Indonesia, dan ambisi Rossoneri musim ini.
Ini kunjungan pertama Costacurta ke Indonesia dan dia tampak menikmati betul berlibur di Bali. Ada kesan Costacurta menghindar dari kejaran fans maupun media saat konferensi pers digelar pagi hari. Beberapa jam sebelumnya, suasana resort memang lebih hiruk pikuk karena Milan Glorie menggelar konferensi pers resmi sebelum laga amal. Jika Franco Baresi dan Daniele Massaro harus sibuk mengisi agenda itu serta melayani permintaan penggemar untuk berfoto bersama, Billy menjauh dan "melarikan diri" ke pantai. Tampak dia menikmati betul waktu senggang bersama rekan-rekannya berjemur matahari dan kemudian bermain voli.
Costacurta merupakan bagian dari legenda "The Dream Team" Milan yang dilatih Arrigo Sacchi akhir 1980-an dan awal 1990-an. Bersama Baresi, dirinya membentuk duet palang pintu yang tangguh tidak hanya bagi Milan, tetapi juga timnas Italia. Costacurta tampil 458 kali untuk Rossoneri dan mencetak tiga gol selama 21 tahun kiprahnya. Usai gantung sepatu, Costacurta berkutat di bangku kepelatihan dengan mendampingi Carlo Ancelotti sebagai asisten pada musim 2007/08. Musim berikutnya, karier sebagai juru taktik dijalaninya dengan menangani Mantova meski berlangsung semusim saja.
"Saya memenangi banyak final, tetapi saya juga kehilangan beberapa final," ujarnya mengilas balik karier sebagai pemain dengan satu kalimat pendek. Bersama Milan, Costacurta menjuarai banyak gelar, seperti Serie A, Liga Champions, dan Piala Toyota. Tetapi, Billy juga kehilangan kesempatan tampil di final Liga Champions 1994 dan final Piala Dunia 1994 bersama timnas Italia karena sanksi akumulasi kartu.
Ketika GOAL.com Indonesia berkesempatan menemuinya, kesan Costacurta yang menjauhkan diri dari sorotan sontak mencair. Billy ternyata figur yang ramah. Dengan penuh semangat pria 45 tahun itu mengungkapkan pendapat tentang klub yang sangat dicintainya, Milan.
Laga amal Milan Glorie versus Indonesian All Star Legend akan digelar di stadion Gelora Bung Karno Senayan, Minggu petang esok.
GOAL.com: Bagaimana pendapat Anda tentang Indonesia?
Costacurta: Saya senang bisa hadir di sini. Ini pertama kali saya datang ke Indonesia. Saya senang bisa berkegiatan amal karena artinya menyusul langkah istri saya yang sudah lebih dulu aktif dalam kegiatan penanggulangan AIDS. Lebih senang lagi karena bisa bersama-sama dengan rekan-rekan setim, kami bahagia bisa bermain bersama.
GOAL.com: Milan Glorie disambut hangat fans saat di bandara maupun konferensi pers tadi pagi, bagaimana pendapat Anda soal mereka?
Costacurta: Salut dengan fans Indonesia, mereka memiliki respek dibandingkan dengan Eropa karena fans di sana cenderung sok akrab dan suka bertanya macam-macam. Daniele Massaro sudah menceritakan soal besarnya sambutan fans sewaktu dia berkunjung ke sini Mei lalu dan ternyata benar.
GOAL.com: Sekarang soal Milan, bagaimana peluang musim ini setelah merebut scudetto musim lalu?
Costacurta: Milan punya tim terbaik di Italia saat ini, kami punya peluang bagus mempertahankan gelar juara. Musim lalu lini tengah tim tidak begitu bagus, tapi kami mampu memperbaikinya pada bursa transfer dengan mendatangkan pemain seperti Alberto Aquilani dan Antonio Nocerino. Saya kira Adriano Galliani dan Massimiliano Allegri sudah melakukan tugas dengan baik musim panas ini.
Target Milan musim ini Eropa. Dari yang saya dengar, kami ingin minimal mencapai semi-final. Undian melawan Barcelona memang berat karena mereka tim terbaik di dunia saat ini. Tetapi, saya anggap undian itu cukup bagus karena kami menghadapi mereka di babak penyisihan grup, bukan di babak gugur. Semua masih bisa terjadi. Lihat sewaktu Inter juara Liga Champions dan mereka juga berhadapan dengan Barcelona di penyisihan grup. Kemudian bertemu lagi di semi-final dan akhirnya menjadi juara. Saya kira Milan tetap memiliki peluang yang sama besar dengan Barcelona.
Untuk Liga Champions, harus diwaspadai kekuatan tim-tim Inggris. Manchester United punya tim muda yang punya semangat juang tinggi. Belum lagi Manchester City yang dilatih Roberto Mancini, meski mereka harus menyatukan para pemain bintang dalam satu tim. Bagi saya Mancini adalah salah satu pelatih terbaik yang dimiliki Italia saat ini.
GOAL.com: Siapa rival Milan musim ini, Inter?
Costacurta: Inter kehilangan Samuel Eto'o dan itu sebuah kehilangan besar karena dia punya kemampuan mencetak gol. Memang mereka punya Diego Forlan yang cerdas, tetapi Eto'o punya kelebihan dalam mencetak gol. Itu akan menjadi kehilangan besar. Milan akan jadi nomor satu, Inter tidak lagi.
GOAL.com: Bagaimana dengan Juventus?
Costacurta: Juventus punya Antonio Conte, dia pelatih yang cerdas. Conte gemar memainkan empat penyerang sekaligus, meski itu tidak terlalu bisa diterima di Italia. Mereka juga masih punya Alessandro del Piero yang punya kemampuan bola mati dan kepemimpinan. Saya kira Juventus menjanjikan musim ini karena mereka merekrut Andrea Pirlo. Kehadiran Pirlo akan memberikan mereka kepemimpinan di lini tengah dan itu yang mereka tidak miliki musim lalu. Mereka juga merekrut Mirko Vucinic, penyerang yang bagus. Juventus bisa saja tampil bagus ini dan dengan Conte mereka punya masa depan yang cerah hingga tiga empat tahun ke depan.
GOAL.com: Kalau AS Roma?
Costacurta: Roma juga masih harus membangun tim yang baru. Tugas berat masih harus diusung Luis Enrique karena di satu sisi dia harus memahami peran Francesco Totti bagi tim dan fans. Kehadiran Totti dalam tim masih sangat berarti bagi fans Roma. Beruntung juga mereka mempertahankan pemain seperti Daniele de Rossi dan merekrut Miralem Pjanic.
GOAL.com: Menurut Anda, siapa pelatih terbaik yang pernah menangani Milan?
Costacurta: Arrigo Sacchi guru terbaik dan Fabio Capello pelatih terbaik. Sacchi instruktur yang baik dan pemain banyak belajar darinya. Metode Sacchi dikenal sebagai "automatismo". Menurutnya, skema permainan harus selalu dilatih setiap hari sehingga para pemain terbiasa memainkannya. Namun, ada kalanya dia terlalu kaku dan metodenya monoton. Capello lebih pandai dalam menangani pemain. Dia bisa memahami situasi pemain dan memberikan kelonggaran. Itulah bedanya, Sacchi guru yang baik dan Capello pelatih yang baik.
GOAL.com: Bagaimana dengan Allegri?
Costacurta: Allegri lebih seperti Capello, dia jeli melihat kondisi para pemainnya. Pemain seperti Zlatan Ibrahimovic, Robinho, dan Antonio Cassano perlu penanganan khusus. Allegri bisa menangani pemain-pemain seperti mereka.
GOAL.com: Omong-omong soal kepelatihan, apakah Anda masih ingin melatih?
Costacurta: Saya senang melatih. Memang saat ini mungkin bukan waktu yang tepat untuk melatih di Italia karena semua klub dihantui masalah finansial. Apapun, saya masih ingin melatih. Saya membuka kesempatan untuk melatih di mana saja di belahan dunia ini. Meski keputusan itu juga tergantung istri saya (tertawa). Mungkin saya akan memadukan gaya kepelatihan Sacchi dengan Capello. Saya senang melatih, tapi saya juga senang bisa bermain dengan rekan-rekan saya di Milan Glorie.
GOAL.com: Seperti apa gaya kepelatihan Anda, apakah lebih seperti Sacchi atau Capello?
Costacurta: Saya senang memberi instruksi seperti Sacchi dan saya ingin memahami karakter pemain saya seperti Capello. Saya akan menggabungkan metode keduanya.
Sumber: Goal.com
No comments:
Post a Comment