Kenanglah rivalitas Gianni Rivera dan Sandro Mazzola di Piala Dunia 1970 sebelum menyaksikan Derby della Madonnina akhir pekan ini.
Pekan ini laga Derby della Madonnina ke-174 digelar. Inter Milan bertemu dengan AC Milan dalam kondisi kedua tim saling mengejar di puncak klasemen Serie A Italia. Selisih keduanya saat ini enam poin, dengan Milan menyisakan satu laga tunda.
Apakah Milan berhasil membalas kekalahan memalukan 4-0 pada laga perdana? Apakah Derby della Madonnina kali ini menentukan perebutan scudetto musim 2009-10 secara keseluruhan?
Tapi, saya ingin membawa pembaca kembali ke 1970. Saat itu, persaingan Milan dan Inter mengalami eskalasi. Rivalitas juga menular di tubuh skuad timnas Italia yang sedang bertarung di Piala Dunia Meksiko. Milan dan Inter menikmati periode keemasan pada periode 1960-an. Milan berhasil menjadi juara Eropa musim 1962-63 dan Inter menyusul musim berikutnya dengan meraih gelar Piala Champions dua musim berturut-turut. Seakan tak mau kalah, Milan melengkapi lagi kejayaannya musim 1968-69.
Tak terelakkan, Piala Dunia 1970 menjadi salah satu catatan penting dalam sejarah rivalitas kedua tim.
Italia dilatih Ferrucio Valcareggi, yang sukses membawa Azzurri menjuarai Piala Eropa 1968. Selama kiprahnya menangani Nazionale, 1966 hingga 1974, Valcareggi hanya memetik enam kekalahan! Salah satu kekalahan itu terjadi di final Piala Dunia 1970 dari Brasil, 4-1.
Sepanjang turnamen itu, Valcareggi menggunakan taktik pergantian, "staffetta". Valcareggi menganggap dua bintang Italia, Sandro Mazzola dan Gianni Rivera tak dapat dimainkan bersama-sama. Mazzola punya keunggulan dari segi fisik, cepat, gemar menyerang lewat sektor sayap, dan punya kemampuan menggiring bola yang sulit dihentikan lawan. Sementara, kekuatan Rivera terletak pada kemampuan individual, tak kenal takut, dan punya visi yang tajam.
Bukan kebetulan pula, keduanya bintang tim masing-masing saat itu. Mazzola adalah inspirasi Inter, sedangkan Rivera menjadi pemain yang paling diandalkan Milan.
Valcareggi biasanya memainkan Mazzola pada babak pertama dan memasukkan Rivera untuk menggantikannya usai jeda. Saat perempat-final melawan tuan rumah Meksiko, Rivera mencetak dua gol untuk melengkapi kemenangan 4-1.
Pada semi-final melawan Jerman (Barat), Rivera mengulangi kegemilangan itu. Pertandingan itu menjadi salah satu pertandingan terbaik sepanjang sejarah Piala Dunia. Kejar mengejar skor terjadi. Kemenangan Italia diraih setelah melalui babak perpanjangan waktu, 4-3, dan Rivera mencetak gol kemenangan pada menit ke-111. Dalam pertandingan itu, bahu kapten Jerman, Franz Beckenbauer, terkilir, tapi tetap meneruskan permainan dengan satu tangan dibebat.
Namun, kegemilangan itu rupanya tidak otomatis berbuah kepercayaan. Menghadapi Brasil di final, Valcareggi memainkan Mazzola sejak menit pertama karena menganggap kekuatan fisik pemain andalan Inter itu dapat merusak irama lini tengah Brasil. Babak pertama berakhir imbang 1-1 dan berlawanan dari kebiasaannya, Valcareggi tetap memainkan Mazzola usai turun minum.
Sejarah mencatat strategi tersebut gagal total. Brasil akhirnya merebut piala Jules Rimet dengan kemenangan mutlak 4-1. Rivera hanya dimainkan enam menit sebelum pertandingan berakhir.
Hampir 40 tahun kemudian, kepada Corriere della Sera, kedua pemain membahas "staffetta".
"Gianni dan saya tak pernah bermusuhan," tukas Mazzola.
"Kami sama-sama mengakui keunggulan masing-masing. Malam sebelum turnamen dimulai, saya terkena disentri dan pelatih pun memainkan saya hanya pada babak pertama."
Rivera sendiri terkesan masih belum menerima kenyataan hanya bermain enam menit di final.
"Ada tudingan miring yang ditujukan kepada saya, tapi saya tak pernah tahu siapa," ujarnya.
"Kami mencapai final dan itu merupakan bukti sepakbola bisa dilakukan tanpa peran pelatih. Ada manuver yang menyebabkan saya tidak bermain di final."
Ketika Inter kembali berhadapan dengan Milan di lapangan San Siro akhir pekan ini, kenanglah juga rivalitas "Il Baffo" Mazzola dan "Golden Boy ol'Abatino" Rivera empat dasawarsa yang lalu...
Biografi singkat kedua pemain:
Gianni Rivera, kelahiran Alessandria, 18 Agustus 1943, menjalani karir sepanjang 19 tahun (1960-1979) bersama Milan dan memenangi tiga scudetto (1961-62, 1967-68, dan 1978-79), empat Coppa Italia (1966-67, 1971-72, 1972-73, 1976-77), satu Piala Interkontinental (1969), dua Piala Champions (1962-63 dan 1968-69), serta dua Piala Winner (1967-68 dan 1972-73). Total, Rivera tampil 527 pertandingan untuk Milan dan mencetak 128 gol. Rivera juga bermain 60 kali dan mencetak 14 gol sepanjang karir untuk timnas Italia. Piala Eropa 1968 menjadi satu-satunya gelar yang dicicipinya di pentas internasional.
Sandro Mazzola lahir di Turin, 8 November 1942, sebagai putra dari mendiang Valentino Mazzola, legenda Torino yang tewas pada kecelakaan pesawat terbang Superga. Sejak memulai debut musim 1960-61, Mazzola memberikan Inter dua gelar di Piala Champions (1963-64 dan 1964-65), empat scudetto (1962-63, 1964-65, 1965-66, 1970-71), dan dua Piala Interkontinental (1964 dan 1965). Mazzola bermain di Inter hingga gantung sepatu akhir musim 1976-77, dengan rekor 417 partai dan 116 gol. Di timnas Italia, Mazzola bermain 70 kali dan mencetak 22 gol, serta menjadi bagian ketika Azzurri menjuarai Piala Eropa 1968.
(Sumber : Goal.com)
No comments:
Post a Comment